Kumpulan Puisi Widji Thukul

Puisi untuk Adik

Apakah nasib kita akan terus seperti

Sepeda rongsokan karatan itu?

O… tidak, dik!

Kita akan terus melawan

Waktu yang bijak bestari

Kan sudah mengajari kita

Bagaimana menghadapi derita

Kitalah yang akan memberi senyum

Kepada masa depan

Jangan menyerahkan diri kepada ketakutan

Kita akan terus bergulat

Apakah nasib kita akan terus seperti

Sepeda rongsokan karatan itu?

O… tidak, dik!

Kita harus membaca lagi

Agar bisa menuliskan isi kepala

Dan memahami dunia


P E N Y A I R

jika tak ada mesin ketik

aku akan menulis dengan tangan

jika tak ada tinta hitam

aku akan menulis dengan arang

jika tak ada kertas

aku akan menulis pada dinding

jika aku menulis dilarang

aku akan menulis dengan

tetes darah!


Catatan Suram  

Kucing hitam jalan pelan

Meloncat turun dari atap

Tiga orang muncul dalam gelap

Sembunyi menggenggam besi

Kucing hitam jalan pelan-pelan

Diikuti bayang-bayang

Ketika sampai di mulut gang

Tiga orang menggeram

Melepaskan pukulan

Bulan disaput awan meremang

Saksikan perayaan kemiskinan

Daging kucing pindah

ke perut orang!

Solo, 1987


Bunga dan Tembok

Seumpama bunga

Kami adalah bunga yang tak

kau hendaki tumbuh

Engkau lebih suka membangun

rumah dan merampas tanah

Seumpama bunga

Kami adalah bunga yang tak

kau kehendaki adanya

Engkau lebih suka membangun

jalan raya dan pagar besi

Seumpama bunga

Kami adalah bunga yang

dirontokkan di bumi kami sendiri

Jika kami bunga

Engkau adalah tembok itu

Tapi di tubuh tembok itu

Telah kami sebar biji-biji

Suatu saat kami akan tumbuh bersama

Dengan keyakinan: engkau harus hancur!

Dalam keyakinan kami

Di manapun - tirani harus tumbang!


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Materi Kelas VII INTRODUCTION (Perkenalan)

Soal Present continuous tense

Materi Kelas IX HOPE and WISH (Ungkapan Harapan dan Doa)